[ditulis oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir al-Jakarti]
Wahai suamiku, aku teringat sebuah ayat yang seharusnya membuatku untuk
berfikir dan merenungi sejauh mana aku merealisasikan ayat ini atau malah
sebaliknya.
Allah Ta’aala berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى
“ Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa.” (Qs. al-Maidah : 2)
Ya Allah, jadikanlah aku istri shalihah yang membantu suamiku untuk taat
kepada-Mu, berdakwah di jalan-Mu dan melakukan berbagai amalan kebaikan bukan
malah sebaliknya menjadi fitnah baginya.
Allah Ta’aala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“ Wahai orang-orang yang
beriman, ‘Sesungguhnya di antara istri-itrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi
musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (Qs. at-Taghabun :
14)
Wahai suamiku, rezeki yang halal sudah sangat cukup bagiku. Nafkah yang kau
berikan kepadaku sebagai bentuk tanggungjawabmu sebagai seorang suami sangatlah
besar walaupun menurut sebagian orang dinilai kecil. Keindahan dan kebahagian
hidup ini adalah ketika kita bisa bersyukur dan hidup dengan qana’ah. Ya Allah,
aku berlindung kepadamu menjadi istri yang tidak pandai bersyukur yang bisanya
hanya menuntut, terlebih lagi menjadi sebab suaminya mengambil yang haram.
Dan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قد أفلح من اسلم ورزق كفا,
وقنعه الله بما آتاه
“Sungguh beruntung orang yang
masuk Islam, rezekinya cukup dan Allah memberikan kepuasan atas apa yang telah
dikaruniakan kepadanya.“ (HR. Muslim dari ‘Abdullah bin Amr bin al-Ash)
Dan dalam hadits yang lain Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من يستعفف يعفه الله ومن يستغن
يغنه الله
“Barangsiapa yang menjaga
kehormatan dirinya, maka Allah menjaga dirinya dan barang siapa yang merasa
cukup, maka Allah akan memberi kecukupan baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
لا ينظر الله الى امراة لا تشكر
لزوجها وهي لا تستغني عنه
“Allah tidak akan melihat
kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia selalu
menuntut (tidak pernah merasa cukup/qana’ah).” (HR. an-Nasa’i, al-Baihaqi,
at-Tirmidzi dan ia berkata hadits ini sanadnya shahih dan disepakati oleh
adz-Dzahabi dari ‘Abdullah bin ‘Amr)
Wahai suamiku, perkenankanlah aku untuk meminta maaf atas kekurangan dalam
melayanimu. Karena itulah adalah tugas dan kewajibanku. Hanya kepada Allah-lah
aku memohon pertolongan untuk taat dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
suamiku.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اذا الصلت المراة خمسها, وصامت
شهرها, وحصنت فرجها, وأطاعت بعلها, دخلت من أي أبواب الجنة شاءت
“Apabila seorang istri
mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu
mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban dari Abu HurairahRadiyallaahu
‘anhu)