“Sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisah dari lelaki.” (HR Ahmad dan Al Baihaqi)
“Selalu
wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari
tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk
ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk
meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya, ia akan
tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kepada para wanita.”
(HR Al Bukhari dari Abu Hurairah)
Kita
telah sama mahfum, jika masa Jahiliyah adalah masa kegelapan bagi kaum
wanita. Lalu Islam datang sebagai cahaya penolong melalui seorang utusan
pilihan yang dipenuhi suri tauladan yang baik, dialah Rasulullah
Muhammad saw. Lihatlah hadist-hadist Rasulullah ini, Islam mengangkat
kaum wanita dari peminggiran peran, fungsi dan posisi. Ia tuntun kaum
wanita dari dapur dan ranjang jahiliyah menuju perpustakaan alam semesta
yang penuh ayat-ayat keagunganNya. Ia sapa mereka yang dulu hanya bisa
membisu dan menuli di sudut kelambu kegelapan. Ia ajak mereka
memfungsikan telinga, penglihatan dan akalnya yang mewawas berbagai
wacana keshalihan. Ia dudukkan mereka sejajar dengan pria untuk
berdiskusi,
saling mengingatkan, saling memberi wasiat tentang kebenaran, kesabaran
dan kasih sayang. Sekarang, marilah kita cerna sajak berikut:
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi
Subhaanallah,
indahnya?. Mendengarnya, badan jadi terasa ringan dan nyaris terbang.
Mari kita segera lanjutkan petualangan dengan mendarat di pulau amal
shalih. Disinilah laki-laki dan perempuan berdampingan (ups),
menjalankan amanah Allah, menikmati kehidupan yang baik, mendapatkan
balasan yang jauh lebih baik dari sekedar apa yang mereka kerjakan.
“Barangsiapa
mengerjakan amal keshalihan, baik ia laki-laki ataupun perempuan,
sedang ia seorang yang beriman, maka sungguh akan Kami berikan padanya
kehidupan yang baik, dan sungguh akan Kami berikan padanya balasan yang
jauh lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)
Dengarlah dan ukir dalam hati jaminan Allah ini, tiada janji yang maha pasti kebenarannya kecuali janjiNya. Hai
jiwa-jiwa yang dilebihi dengan karunia kelembutan, masihkah akan anda
biarkan keraguan akan agungnya nilai Islam menggelapkan hati? Masihkah
anda lebih terpesona dengan yang serba Barat? Saudariku, yuk kita buka
kembali album kenangan “Habis Gelap Terbitlah Terang” salah satu buah tulisan pejuang perempuan pahlawan Nasional kita: Ibu RA Kartini berbunyi:
“Sudah
lewat masanya. Tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu
benar-benar satu-satunya yang paling baik, yang tiada taranya. Maafkan
kami. Tetapi apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat eropa itu
sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik hal yang baik dan indah
dalam masyarakat Ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradapan?. (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober
1902)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar