Senin, 05 Juli 2021

Arti Al Mulk

 Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh Quraners 🌈


Temen-temen pasti gak asing sama salah satu Asmaul Husna ini, yakni Al-Malik. 


Tapi artinya apa ya?

Al-Malik artinya adalah yang Maha Merajai. 


Kekuasaan dan kerajaan Allah Swt itu sempurna dan pasti tidak terbatas dan lintas batas (lintas waktu atau sepanjang masa, lintas umat dan bangsa, lintas agama dan budaya, lintas alam semesta, dan lintas segalanya). Kekuasaan-Nya itu Maha Tinggi, tidak dapat disentuh dan dipengaruhi oleh siapapun. Oleh karenanya, sebagai hamba al-Malik (‘abd al-Malik),


manusia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, dan tidak arogan dengan kekuasaan semu dan sementara yang dimilikinya. 


Hal tersebut tertulis dalam Al-Quran yang artinya

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [Al-Hashr : 23]


Bagaimana teman-teman sudah mengerti dibalik nama Al-Malik?

https://onedayonejuz.org/daftar

#marimengajitanpatapi #marimengaji #indonesiacintaquran #indonesiacintaalquran #ngajitiaphari #komunitas #odoj #onedayonejuz #odojer #asmaulhusna #Al-Malik #MahaMerajai #99namaAllah

Jumat, 02 Juli 2021

Doa Kami

*Surga untuk Keluarga Shalih....*


رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِی وَعَدتَّهُمۡ وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَاۤىِٕهِمۡ وَأَزۡوَ ٰ⁠جِهِمۡ وَذُرِّیَّـٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ


_"Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang shalih di antara nenek moyang mereka, suami/isteri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana"._

(QS. Ghafir : 8)


✅ Ayat ini merupakan do'a yang kedua, dari para malaikat pemikul 'Arsy, seperti yang disebutkan di ayat sebelumnya

✅ Do'a kedua ini adalah do'a untuk semua anggota keluarga, yang dapat mempertahankan keshalihan mereka, hingga diwafatkan oleh Allah swt

✅ Do'a kemuliaan yang pasti mustajab, dari makhluk yang mulia para malaikat, untuk hamba-hamba yang mulia di dunia

✅ Di Surga 'Adn kelak, semua anggota keluarga; dari orang tua, suami/isteri, dan anak cucu, akan dipertemukan kembali oleh Allah swt

✅ Kebersamaan tersebut diraih karena kebersamaan mereka, dalam keshalihan dan keta'atan sepanjang hidup di dunia

✅ Orang tua karena jasa mereka menshalihkan anak. Suami isteri yang saling membantu dalam keshalihan. Serta anak keturunan yang shalih, yang selalu mendo'akan mereka

✅ Lengkaplah kebahagiaan semua anggota keluarga, dengan berbahagia bersama di surga, mendapat kenikmatan dan kemuliaan dari Allah swt, tanpa henti selama-lamanya



#ustadzatabikluthfi


Kamis, 01 Juli 2021

MINDFULNESS di awal Juli

Departemen Rekruitmen dan Training PSDM One Day One Juz


*ODOJ SPIRIT MESSAGE (OSM)*


MINDFULNESS UNTUK RAIH KETENANGAN 


Isu kesehatan mental menarik perhatian dari banyak kalangan, khususnya di masa pandemi ini. Berbagai permasalahan yang terjadi sebagai efek dari pandemi menimbulkan kecemasan, ketakutan, kesedihan, dan kegelisahan pada diri banyak orang.


Salah satu praktik yang bisa kita lalukan untuk menjaga kesehatan mental di tengah situasi yang tak pasti ini adalah dengan melakukan teknik mindfulness. Mindfulness bermakna menyadari penuh, khusyu', pada aktivitas dan kondisi yang ada saat ini. 


Mindfulness mengajarkan kita untuk hidup pada realita saat ini. Tidak dibanyangi penyesalan atas masa lalu yang sudah terjadi dan tidak dikhawatirkan pada kondisi masa depan yang belum terjadi. Fokus pada saat ini yang masih berada dalam kendali kita. 


Masa kini yang kita isi dan optimalkan dengan kebaikan akan mampu mengantarkan kita pada masa depan yang cemerlang sekaligus menjadi pengobat kesalahan di masa lalu. Hadirlah  sepenuhnya pada kehidupan kita saat ini dan berikan yang terbaik yang kita bisa.


Saat ada pikiran negatif  yang melintas di pikiran sehingga membuat perasaan tidak tenang, praktekkan kembali teknik mindfulness. Dengan cara menarik nafas panjang, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan lewat mulut, lalu ucapkan hamdalah. Lakukan teknik ini beberapa kali sampai perasaan kita menjadi tenang kembali.


Ketenangan adalah obat bagi kegelisahan. Sadari dan syukuri tarikan dan hembusan nafas kita untuk melatih mindfulness dan meraih ketenangan. Tak lupa ingat Allah di dalamnya, perkuat dengan membaca dan meminta petunjuk-nya lewat Alquran. Semoga apapun permasalahan yang ditemui, dengan memiliki hati yang tenang, akan mampu melewatinya dengan penuh hikmah.

Sukmadiarti Perangin-angin

Instagram: @sukmadiarti_psikolog

Www.sukmadiarti.com

-Dept. Rekruitmen dan Training PSDM-

OSM-1763/2021 


Rabu, 30 Juni 2021

Cerita Gadis Yang berkata Buruk

Suatu hari, seorang gadis yang terpengaruh dengan cara hidup masyarakat Barat menaiki sebuah bis mini untuk menuju ke tujuan di wilayah Iskandariah. Malangnya walaupun tinggal di bumi yang terkenal dengan tradisi keislaman, pakaian gadis tersebut sangat menyolok mata. Bajunya agak tipis dan seksi hampir terlihat segala yang patut disembunyikan bagi seorang perempuan dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Gadis itu dalam usia sekitar 20 tahun. Di dalam bis itu ada seorang tua yang dipenuhi uban menegurnya.


“Wahai pemudi! 


Alangkah baiknya jika kamu berpakaian yang baik, yang sesuai dengan ketimuran dan adat serta agama Islam kamu, itu lebih baik daripada kamu berpakaian begini yang pastinya menjadi mangsa pandangan liar kaum lelaki…”, nasehat orang tua itu.


Namun, nasehat yang sangat bertepatan dengan tuntunan agama itu dijawab oleh gadis itu dengan jawaban mengejek, 


“Siapakah kamu hai orang tua? 


Apakah di tangan kamu ada kunci surga? Atau adakah kamu memiliki sejenis kuasa yang menentukan aku bakal berada di surga atau neraka?”


Setelah menghamburkan kata-kata yang sangat mengiris perasaan orang tua itu, gadis itu tertawa mengejek panjang. Tidak cukup dengan itu, si gadis lantas coba memberikan telepon genggamnya kepada orang tua tadi sambil melafadzkan kata-kata yang lebih dahsyat,


“Ambil handphone-ku ini dan hubungilah Allah serta tolong pesankan sebuah kamar di neraka jahannam untukku,” katanya lagi lantas ketawa terkekeh-kekeh tanpa mengetahui bahwasanya dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab.


Orang tua tersebut sangat terkejut mendengar jawaban dari si gadis manis itu. Sayang wajahnya yang ayu tidak sama dengan perilakunya yang buruk. Penumpang-penumpang yang lain turut terdiam ada yang menggelengkan kepala kebingungan. Semua yang di dalam bis tidak menghiraukan gadis yang masih muda yang tidak menghormati hukum itu dan mereka tidak mau menasehatinya karena khawatir dia akan menghina agama dengan lebih parah lagi. Sepuluh menit kemudian bis pun tiba di perhentian. Gadis seksi bermulut lancang tersebut didapati tertidur di muka pintu bis. Pemandu bis termasuk para penumpang yang lain membangunkannya tapi gadis tersebut tidak sadarkan diri. 


Tiba-tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis. Sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya. Gadis itu telah kembali menemui Rabbnya dalam keadaan yang tidak disangka. Para penumpang menjadi cemas dengan berita yang menggemparkan itu. Dalam suasana kalang kabut itu, tiba-tiba tubuh gadis itu terjatuh ke pinggir jalan. Orang-orang segera berbuat untuk menyelamatkan jenazah tersebut. Tapi sekali lagi mereka terkejut. 


Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya. Mayatnya menjadi hitam seolah-olah dibakar api. Dua, tiga orang yang coba mengangkat mayat tersebut juga keheranan karena tangan mereka terasa panas dan hampir terbakar begitu menyentuh tubuh si mayat. Akhirnya mereka memanggil pihak keamanan untuk mengurusi mayat itu. 


Apakah keinginannya memesan sebuah kamar di neraka dikabulkan Allah? Naudzubillah…, 


Sesungguhnya Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.


Sumber:

(Majalah Mutiara Amaly vol. 21, hal 8-9)


Oleh: Pusat Buku Sunnah

Jumat, 25 Juni 2021

Kajian Hadist 1149


Hadits #1149


وَعَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.


_Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda_

_“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi.”_ 

(HR. Muslim) 

[HR. Muslim, no. 233]


*Faedah Hadits*

🖊️Pertama

Shalat lima waktu yang wajib, shalat Jumat, puasa Ramadhan, dapat menghapuskan dosa dan maksiat.


🖊️Kedua

Hadits ini menunjukkan keutamaan shalat lima waktu.


🖊️Ketiga

Hadits ini menunjukkan keutamaan hari Jumat.


🖊️Keempat

Yang dimaksud dalam hadits “Jumat ke Jumat” adalah dari shalat Jumat ke shalat Jumat.


🖊️Kelima

Hadits ini menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan.


🖊️Keenam

Syaikh As-Sa’di menjelaskan surah An-Nisa’ ayat 48 dalam Tafsir As-Sa’di (hlm. 178), _“Dosa di bawah kesyirikan telah dijadikan oleh Allah berbagai bentuk pengampunan dengan sebab yang banyak._ 

_Di antara sebab pengampunan dosa adalah kebaikan yang dapat menghapuskan dosa, musibah yang diperoleh ketika di dunia, cobaan di alam barzakh dan hari kiamat, juga doa seorang mukmin pada mukmin lainnya, termasuk pula syafaat dari orang yang berhak memberikan syafaat. Di atas itu semua ada rahmat (kasih sayang) Allah pada ahlul iman dan orang yang bertauhid.”_


Tentang ayat yang dimaksud, Allah Ta’ala berfirman,


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا


_“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya._ 

_Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”_ 

(QS. An-Nisa’: 48)


🖊️Ketujuh

Satu waktu ada yang istimewa dari waktu yang lain.


🖊️Kedelapan

Dosa-dosa bisa dihapus dengan syarat menjauhi dosa besar. 

Jika tidak dijauhi, maka dosa-dosa kecil tidak terhapus. Allah Ta’ala berfirman,


إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا


_“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”_

(QS. An-Nisa’: 31)


🖊️Kesembilan

Dosa besar hanya dihapuskan dengan taubat dan karunia dari Allah.


Minggu, 20 Juni 2021

KELUARGA MUSLIM (Bag. 5 - akhir)

Pemateri: Ustadz Dr. Wido Supraha, M.Si.

Wahai Ayah Bunda Engkau Muaddib 

E. Tadabbur Al-Qur’an Awal Pendidikan


Tidak ada yang bebas nilai di dunia (value-free), seluruhnya terikat dengan nilai (value laden). Jika manusia berpikir tidak dengan Al-Qur’an, maka boleh jadi ia berpikir dengan hawa nafsunya, pengalaman hidupnya (experience), referensi bacaan, dan atau masukan dari lingkungannya (environment), dan seluruhnya bersifat terbatas (limited) dan berpotensi besar mengandung kesalahan (error).


Manusia didorong untuk membaca Al-Qur’an dan memahami isi Al-Qur’an agar setiap keputusan hidupnya dibuat oleh akal yang mengetahui kebenaran Al-Qur’an dan kalbu yang menikmati kandungannya. Dengan kebenaran yang diketahuinya, manusia tidak akan menjadi peragu. Demikianlah target akhir pendidikan Islam adalah melahirkan pribadi yang berakhlak, pribadi yang beradab.


إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.


Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.


Ayah Bunda yang tidak memiliki kurikulum dalam pendidikan murid/anaknya, maka sejatinya ia memiliki kurikulum juga, yakni kurikulum tanpa kurikulum. Tentu ini bukanlah pilihan yang baik. Kurikulum dengan demikian perlu disusun sedemikian rupa agar terbangun adab, dan tentunya adab terbaik yang ingin dicapai adalah adab berbasis Al-Qur’an, sebagaimana Nabi ﷺ dengan akhlak Al-Qur’an, dengan adab-adab Al-Qur’an.


Sesiapa manusia yang tidak pernah sempat untuk mengambil materi-materi adab dari Al-Qur’an disindir Allah sebagaimana Surat Muhammad [47] ayat 24:


أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ


Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?


Metode mengambil pelajaran dari Al-Qur’an inilah yang disebut dengan tadabbur. Sesiapa yang mentadabburi Al-Qur’an, mulai dari ayat-ayat-nya hingga huruf-huruf-nya, maka ia akan menjadi Mukmin yang kokoh dan tidak seperti buih di lautan. Akan terlahir pribadi yang yakin bukan peragu, dan demikianlah tujuan diturunkan Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Shad [38] ayat 29:


كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ


Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.


Allah juga berfirman dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 147:


ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ


Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.


Wallahu a'lam bish showab

Kamis, 17 Juni 2021

Perantara Kebaikan Bagi Orang Lain

 Menjalani perkara dunia yang tak lunak, membuat rasa baik pada sesama semakin terkikis. Selalu ada rasa curiga menyelinap terhadap perihal yang belum tentu benar berdasar prasangka. 


Contoh saja, seorang pengemis yang ada diperempatan jalan, terkadang pikiran terlintas 

_“ah, paling pura-pura cacat supaya dapat banyak duit”._ Merogoh receh untuk membantunya enggan dilakukan, tetapi tindakannya seolah benar. 

Sepesimis inikah terhadap hidup yang sedang dijalani orang lain, meskipun kenyataan yang terjadi bisa juga salah.   

 

Ada baiknya melatih diri untuk bersikap dan berbuat baik terhadap apa yang menimpa saudara kita. 

Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya dalam QS An Nahl 128 

_“Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”._ 

Maka anjuran berbuat baik, akan mendekatkan diri padaNya. 

Menghadapi pandemi yang belum usai serta musibah bencana alam yang Allah berikan pada negeri kita, semoga menjadi ladang yang tak perlu menghitung-hitung kebaikan yang sudah diberikan.  


Jadilah perantara kebaikan bagi orang lain orang-orang di sekeliling kita. 

Penuhi diri dengan tangki kebaikan sehingga menjadi kurir yang dinantikan.

Rasulullah SAW bersabda, _"Barang siapa menolong saudaranya yang sedang dalam kebutuhan, maka Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya."_ 

(HR Bukhari dan Muslim).

Berapapun balasan pahala yang Allah berikan, semoga berupa surga dan kenikmatan lainnya. Wallahu a’lam

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Yuk gabung dengan komunitas kami 

https://onedayonejuz.org/daftar

#marimengajitanpatapi #marimengaji #indonesiacintaquran #indonesiacintaalquran

#ngajitiaphari #komunitas #odoj #onedayonejuz #yukngaji #odojer #kurirkebaikan

Rabu, 16 Juni 2021

HORMON KEBAHAGIAAN

Ternyata, hormon kebahagiaan itu dikeluarkan oleh tubuh kita sendiri, yaitu yang disebut hormon ENDORFIN.

Hormon ini membuat rasa bahagia, dan meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga badan lebih kuat, tidak mudah sakit dan berumur panjang.

 Nama hormon ini hampir mirip seperti obat tidur (Morphin), namun diproduksi secara sehat oleh tubuh sendiri, dan disebut-sebut juga sebagai penghilang rasa nyeri, bahkan jauh lebih kuat dari Morphin.

 Bagaimana hormon endorfin ini diproduksi.?

 Saat kita berpikir positif,  emosi positif, berbuat baik positif, bersyukur, maka secara otomatis, tubuh akan mengeluarkan hormon Endorfin. 

Saat kita berpikiran baik, positif, tersenyum, berbahagia dalam hidup, akan lebih banyak hormon endorfin yang keluar. 

Kalau banyak orang bertanya bagaimana mencari kebahagiaan dan ingin mendapatkannya...? 

Ternyata tidak perlu jauh-jauh karena yang kita cari ada di tubuh kita sendiri.

Kalau pikiran dan hati kita positif, maka tubuh akan menghasilkan hormon kebahagiaan lebih banyak. Tidak perlu mencari-cari sumber kebahagiaan dari luar sana, hanya melihat ke dalam diri sendiri, maka kebahagiaan dan juga kesehatan akan didapatkan.

Menariknya, hormon kebahagiaan ini / hormon endorfin ini: Meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga kita tidak mudah sakit, dan berumur panjang.

Jadi, kalau sering loyo, sering sakit, pegel-pegel, bisa jadi karena banyak pikiran dan emosi negatif yang dikeluarkan, sehingga hormon Endorphin tidah keluar.

Bagaimana agar hormon endorfin ini bisa keluar.? Saya rangkumkan dari buku "Man Jadda Wajada 3,  yaitu : Tips Hidup Sekali Sukses Berkali-Kali".

 1. BANGUN MINDSET POSITIF.

Berpikir positif. Setiap sesuatu mempunyai dua sisi, yaitu POSITIF dan NEGATIF.

Lihatlah segala sesuatu dari sisi "positifnya" saja. Sehingga yang ada dalam pikiran kita adalah hal-hal baiknya saja. Kalau yang kita pikirkan adalah sisi negatifnya saja, maka yang terjadi adalah "pikiran  menjadi negatif". Marah, kesal, dendam, dls. nya

Sedikit saja hal-hal negatif itu ada pada kita, maka bukan hormon kebahagiaan yang keluar, tetapi hormon KORTISOL, yang dapat menyebabkan sakit jantung, menaikkan tekanan darah dan gula darah. 

SELALU BERSYUKUR, akan merangsang keluarnya hormon Endorphin / hormon kebahagiaan, dan ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh. 


 2. Bangun perasaan dan emosi positif, Buang semua emosi negatif seperti, marah, dendam, takut, sedih, iri hati, merasa dizhalimi, dls.nya.

Sebaliknya, bangun emosi positif seperti: cinta, kegembiraan, semangat, antusiasme.

Dengan kita menebarkan cinta di rumah, di kantor, pada teman, dan di manapun berada, akan membuat merangsang keluarnya hormon Endorphin / hormon kebahagiaan tadi. Sehingga badan lebih sehat dan kuat.


 3. LAKUKAN KEBAIKAN SETIAP SAAT.

Mengerjakan kebaikan akan merangsang keluarnya hormon Endorphin / hormon kebahagiaan yang "luar biasa" karena merasa dirinya bermanfaat.

⍟Jadi: Ingin sehat....?? Mulailah dengan:

 Berpikir lebih positif. Lihat semua dari sisi baiknya. Karena kesempurnaan hanya milik Alloh.

 Mengeluarkan emosi yang positif: gembira, semangat, cinta, dls.nya.

 Bertindak positif setiap hari, buatlah orang-orang di sekitarmu menjadi senang....!!!

SALAM BAHAGIA, SALAM ENDORFIN.

Selasa, 15 Juni 2021

MENUNTUT ILMU SEPANJANG HAYAT

Departemen Rekruitmen dan Training PSDM One Day One Juz


*ODOJ SPIRIT MESSAGE (OSM)*

Manusia diciptakan Allah  _Subhanahu wata'ala_ untuk suatu tujuan yang besar dan misi yang penting yaitu beribadah kepada Allah _subhanahu wata'ala_ semata.


Pengertian ibadah sangatlah luas dan tidak hanya terbatas pada ritual-ritual khusus semata. Semua aktivitas manusia yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ketaatan kepada Sang Khaliq dan sejalan dengan ridha-Nya maka ia termasuk ibadah. 


Aktivitas yang diridhai-Nya adalah aktivitas yang telah diperintahkan, baik yang hukumnya wajib, sunnah ataupun mubah yang bermanfaat, sementara yang hukumnya haram, makruh, mubah yang sia-sia adalah perkara yang dibenci-Nya. 


Oleh karena itu, supaya kita tahu aktivitas yang bernilai ibadah dan memperbanyaknya, maka kita harus mengetahui hukumnya yaitu dengan menuntut ilmu. 


Kewajiban menuntut ilmu tidak memandang batasan usia, melainkan seumur hidup. Sabda Nabi _sholallahu 'alaihi wasallam_:


أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْْدِ (رواه مسلم)


 Artinya, _“Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”_(HR. Muslim)


Jadi, sesibuk apapun kita, yuuk semangat menuntut ilmu syar'i, sehingga kita bisa memperbanyak aktivitas yang bernilai ibadah dan terjauhkan dari perkara yang sia-sia serta mendatangkan dosa, karena manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya dari setiap perbuatan di dunia yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.


Tatik Ummu Adzkia

-Dept. Rekruitmen dan Training PSDM-


OSM-1757/2020

•••┈┈•┈┈•⊰✿💐💐✿⊱•┈┈•┈┈•••

Allah Maha Indah dengan Asmaul Husna nya, dan menyukai Keindahan. 


Mencintai lingkungan erat sekali dengan Islam, sebagai  agama yang "Rahmatan lil alamiin". 


Kenapa? karena dengan mencintai lingkungan, berarti menjaga _hablum minannas_, kepada sesama manusia, hewan, maupun tumbuhan di seluruh alam.


Rasulullah SAW bersabda : "Bila ada seorang muslim menanam tumbuhan lalu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan, maka itu terhitung sebagai sedekah orang tersebut." (HR. Bukhori)


Kita perlu memperbaiki hubungan kita dengan Sang Maha Pencipta alam semesta. Tidak sedikit musibah datang karena perilaku manusia yang menyimpang.


Wallahu alam.


Yuuk gabung bersama komunitas kami 🤗

Klik aja yaa ⤵️ https://onedayonejuz.org/daftar

#MariMengajiTanpaTapi #marimengaji #indonesiacintaquran #IndonesiaCintaAlQuran

#ngajitiaphari #komunitas #odoj #seharisatujuz #seharisetengahjuz  #onedayonejuz #yukngaji #bacaquranrutin #cintalingkungan


PANASIN MESIN

((Sumber: copas dari grup ODOJ tanpa sumber referensi juga))

Yang namanya iman manusia itu kadang bertambah dan kadang berkurang. Sering kita lagi semangat banget buat ibadah, tp gak jarang juga datang rasa malas. 


Wajar gak kita suka malas? Wajar asal jangan kelamaan. Dan kalo berasa hati ini lagi kurang semangat, baiknya kita namakan diri kita lagi "panasin mesin".


Jangan bilang lagi malas, lagi down, lagi turun iman. Wah negatif banget kalimatnya. Ingat kalimat negatif akan merangsang emosi jadi negatif juga.


Kalimat yang kita ucapkan atau yang sekedar ada dalam pikiran kita, menentukan apa tindakan kita. Maka nya ganti dengan kalimat yang makna nya sama tapi sugesti nya positif.


Kalo kita lagi panasin mesin mobil, kan biasanya karena mobilnya mau kita pakai jalan. Jadi konotasinya mobil emang lagi berhenti tapi sudah siap melaju. Asik kan.


Insya Allah kalo setiap kita lagi malas, kita ganti istilah nya dengan "panasin mesin", itu pertanda sudah siap mau melaju lagi semangatnya.


Setuju ya ? Maaf nih tulisan saya hari ini kurang mengena. Maklum saya menulis sambil panasin mesin.


⏲ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita !

Minggu, 13 Juni 2021

KELUARGA MUSLIM (Bag. 4)

 Pemateri: Ustadz Dr. Wido Supraha, M.Si.

 Wahai Ayah Bunda Engkau Muaddib 

D. Adab itu Berawal dari Kedisiplinan Berpikir


Manusia diciptakan Allah dengan 3 (tiga) unsur besar, yakni akal (mind), jiwa (soul) dan jasad (body). Akal meraih pengetahuan, jiwa menghayati apa yang telah diketahui hingga berbuah kepahaman, dan jasad siap menjalankan apapun yang diperintahkan jiwa berbasis penghayatannya.


Akal memiliki posisi paling awal dan paling mulia dalam dunia pendidikan. Al-Qur’an mendorong pembacanya untuk aktif menggunakan akalnya untuk berpikir. Dalam bentuk kata kerja, kata akal digunakan sebanyak 22 kali (ya’qilun) dan 24 kali (ta’qilun).


Akal dituntut untuk terus berpikir, terutamanya berpikir tentang ayat-ayat Allah, baik yang tertulis (qauliyah) maupun yang tersebar di muka bumi (kauniyah). Proses berpikir dimulai dari membaca (iqra), mengamati (observation), meneliti (exploration), dan ekspedisi (comparation). Akal pada akhirnya memberikan informasi selengkap dan sejelas mungkin untuk dihidangkan kepada jiwa.


Kelengkapan informasi yang dimiliki oleh akal inilah yang kemudian akan dicerna, dicoba untuk dipahami, hingga dihayati oleh jiwa. Jiwa atau kalbu adalah karunia besar kepada manusia. Kalbu inilah yang tidak dimiliki oleh hewan. Allah ﷻ berfirman dalam surat Al-A’rāf [7] ayat 179:


وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ


Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.


Seseorang yang tahu tentu berbeda dengan yang paham. Target pendidikan bukan sekedar melahirkan manusia yang tahu, tapi hingga manusia yang paham mendalam. Jika manusia berawal hidup di muka bumi ini dalam kondisi belum mengetahui (jahl), maka pendidikan akan membawanya terus meningkat kepada posisi mengetahui (‘alim), terus kepada posisi memahami (fahim), dan berakhir pada posisi memahami dengan sangat mendalam (faqih). Proses pendidikan ini yang disebut dengan tafaqquh. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:


مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ


Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama.


[HR. al-Bukhari No. 71 dan Muslim No. 1037]


Penghayatan yang mendalam adalah proses yang harus dilalui agar terlahir kepahaman, dan karenanya ilmu akan membawa kepada terbukanya hakikat Allah. Jika ilmu hanya berhenti pada mengetahui, sementara hati tidak memahami, maka hati tidak akan dapat menggerakan jasad untuk bergerak melahirkan amal-amal kebaikan.


Manusia perlu memiliki alasan-alasan kunci atas segala sesuatu yang dilakukannya. Jika seseorang mampu menghadirkan minimal 1 (satu) saja alasan maka ia akan bertahan bahkan optimal dalam kebaikan yang telah dimulainya. Jika tidak, akan selalu ada sekian banyak alasan untuk meninggalkan kebaikan yang telah dilakukannya.


Al-Qur’an memberikan bimbingannya tentang bagaimana membangun kedisiplinan berpikir. Bimbingan ini akan melahirkan struktur berpikir yang komprehensif, terstruktur dan sistematis. Keteraturan dalam proses berpikir inilah yang disebut sebagai kedisiplinan berpikir dan keadilan berpikir.


Disiplin berpikir akan melahirkan kemampuan untuk memprioritaskan apa yang terbaik di antara yang baik. Selanjutnya akan mudah menyusun tahapan-tahapan yang harus dilalui. Begitu pula akan tergambar secara detail apa-apa yang harus diketahui.


Mempelajari apapun pada dasarnya terhukumi wajib. Namun di antara yang wajib itu ada yang bersifat wajib individu (fardhu ‘ayn) dan wajib kelompok (fardhu kifayah). Allah ﷺ membimbing manusia untuk mendahulukan tafaqquh fi ad-Dīn sebagai bagian dari wajib individu karena terkait keselamatan di dunia dan akhirat, knowledge of pre-requisites, sebelum ilmu untuk kehidupan dan tugas jasadnya di dunia, knowledge of sciences. Allah ﷻ berfirman dalam surat At-Taubah [9] ayat 122:


۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ


Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.


Kedisiplinan berpikir akan mendorong lahirnya kedisiplinan jiwa, dan pada akhirnya akan tercermin pada kedisiplinan jasad. Keputusan-keputusan apapun di dunia pasti berawal dari kedisiplinan berpikir manusia. Islam hadir membawa pada keteraturan.


Proses pendidikan manusia dengan demikian harus berujung pada target yang jelas. Ketiadaan target tidak akan melahirkan kesibukan untuk menjalani program kerja yang harus disusun secara bertahap menuju target dimaksud. Disebutkan bahwa dalam proses memperbaiki diri, terdapat 10 (sepuluh) capaian (muwashshafat) yang perlu dicapai[3]:


إِصْلاَحُ نَفْسِهِ حَتَّى يَكُوْنَ: قَوِيَّ الْجِسْمِ، مَتِيْنَ الْخُلُقِ، مُثَقَّفَ الْفِكْرِ، قَادِرًا عَلىَ الْكَسْبِ, سَلِيْمَ اْلعَقِيْدَةِ، صَحِيْحَ اْلعِبَادَةِ، مُجَاهِدًا لِنَفْسِهِ، حَرِيْصًا عَلَى وَقْتِهِ، مُنَظَّمًا فيِ شُؤُوْنِهِ، ناَفِعًا لِغَيْرِهِ، وَذَلِكَ وَاجِبُ كُلِّ أَخٍ عَلَى حِدَّتِهِ


Memperbaiki dirinya hingga tercapai: kekuatan jasad, kebagusan akhlak, keluasan wawasan berpikir, kemandirian ekonomi, sehingga memudahkan tercapainya akidah yang lurus, ibadah yang benar, mujahadah jiwa, penghormatan waktu, keteraturan urusan, kemanfaatan diri bagi lingkungannya, dan hal ini wajib bagi setiap manusia untuk meraihnya.

(Bersambung) 

Wallahu a'lam bish showab

Kamis, 10 Juni 2021

KELUARGA MUSLIM (Bag. 3)

Pemateri: Ustadz Dr. Wido Supraha, M.Si.


📋 Wahai Ayah Bunda Engkau Muaddib 

C. Membagi Nikmat Adab, bukan Mengajarkan Adab


Menjadi seorang muaddib, bukanlah sekedar mengajarkan adab kepada murid, baik murid biologis maupun murid ideologis. Seorang muaddib sejatinya sekedar membagi apa-apa yang telah ia nikmati dari adab. Hal ini karena siapapun yang telah menikmati adab-adab baik yang telah ia pelajari, maka akan tumbuh energi kebaikan yang berlebih dalam dirinya, dan kelebihan itulah yang dibaginya kepada murid-muridnya.


Membagi kelebihan dari kebaikan dirinya yang meluap atau meluber itu akan mendorong getaran-getaran ketulusan atau keikhlasan yang akan masuk ke dalam relung jiwa seorang murid dengan sangat efektif. Hal ini tidak akan diperoleh dengan hanya menyampaikan apa yang diketahui, namun lebih dari itu, mengalirkan apa yang telah dinikmati.


Ketika muaddib mengetahui pelajaran baru tentang adab-adab buruk, maka yang segera terlintas dalam jiwanya adalah sederet daftar lengkap tentang dirinya untuk menjadi bahan evaluasi, adakah dirinya memiliki sebagian dari adab-adab buruk tersebut. Sadar akan kekurangan diri adalah awal perbaikan diri. Tidak sadar akan kekurangan diri akan sulit diperbaiki.


Membagi nikmat adab dengan demikian berbeda dengan mengajarkan adab. Sudut pandang membagi nikmat adab akan melahirkan energi membagi dengan penuh cinta, bukan emosi tanpa rencana. Membagi akan melahirkan semangat kolaboratif di antara muaddib untuk hasil maksimal dari anak didiknya.


Dengan demikian, memperhatikan tumbuh berseminya adab pada diri sendiri jauh lebih prioritas dan utama sebelum berpikir untuk menanamkan adab pada orang lain, seperti muridnya.


Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 44 dan Surat Ash-Shaff [61] ayat 3:


۞أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ


Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?


كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ


Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.


Menegakkan adab wajib dimulai dari hal-hal yang paling kecil. Tidak lahir peradaban kecuali dibangun oleh orang-orang yang mencintai dan tidak meremehkan adab-adab baik. Sekecil apapun sebuah kebaikan, tetap besar di sisi Allah.


Suatu ketika Rasulullah ﷺ pernah menyampaikan pengadaban kepada murid-muridnya:


عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ


Dar ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.”


[HR. Tirmidzi No. 6469]


Hadits ini mendidik jiwa manusia untuk profesional dalam membaca setiap huruf dalam Al-Qur’an. Profesionalismenya akan dibalas Allah ﷺ dengan sesuatu yang lebih baik. Jika satu huruf sederhana seperti ‘alif’ tidak diremehkan, maka ini potensi besar untuk kemudian kelak dapat mengamalkan seluruh ayat-ayat suci-Nya yang berjumlah 6236 ayat. Jangan bersemangan ingin menegakkan agama sebelum terbiasa menegakkan setiap huruf di dalam Al-Qur’an.


Orang tua lebih wajib menanamkan adab pada jiwa anaknya, murid biologisnya. Jangan sampai anaknya tumbuh besar tanpa ada kontribusi apa pun dari Ayah Bundanya. Tidak menjadi orang tua yang diam dan autis, sibuk dengan pekerjaannya sendiri, melainkan selalu kreatif dan komunikatif. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Luqman [31] ayat 16:


يَٰبُنَيَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٖ فَتَكُن فِي صَخۡرَةٍ أَوۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَأۡتِ بِهَا ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٞ


(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.


(Bersambung) 

Wallahu a'lam bish showab

Kamis, 03 Juni 2021

KELUARGA MUSLIM (Bag. 2)

  Pemateri: Ustadz Dr. Wido Supraha, M.Si.

📋 Wahai Ayah Bunda Engkau Muaddib 


B. Pendidikan itu Ta’dib


Pendidikan adalah proses untuk meneteskan ‘sesuatu’ secara perlahan-lahan kepada manusia. Ini definisi dasar secara umum dalam perspektif Barat. Dalam pengembangannya, pendidikan adalah proses memfasilitasi pembelajaran, atau penanaman pengetahuan, kemampuan, nilai, keyakinan, dan kebiasaan.


Barat mengerti bagaimana teknik memfasilitasi lahirnya pendidikan modern, namun kesulitan dalam menentukan apakah ‘sesuatu’ yang baik untuk ditanamkan ke dalam jiwa manusia. Hal ini karena sejarah Barat adalah sejarah kelanjutan peradaban Islam namun dengan dihilangkannya jejak-jejak Tuhan dari isinya. Pada akhirnya Barat hari ini harus lebih banyak menelurkan spekulasi filosofis daripada melanjutkan proses pendidikan yang pernah melahirkan kegemilangan peradaban Islam di masanya.


Allah ﷻ telah berfirman dalam Surat At-Tahrim [66] ayat 6:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ


_"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."_


Ayat ini menyeru kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada-Nya untuk menjaga dirinya dan kemudian menjaga keluarganya dari api neraka. Menurut ‘Ali ibn Abi Thalib r.a., makna menjaga keluarga dari api neraka adalah dengan proses pendidikan agar tertanamnya adab dan ilmu dalam diri keluarga.


Tanggung jawab ini dibebankan kepada orang-orang beriman, Ayah dan Bunda.


Suka tidak suka, di saat Allah ﷻ telah menitipkan amanah anak, maka pada saat itu, Ayah Bunda, dinobatkan sebagai pendidik. Pendidik itu bukan saja digugu, namun juga ditiru. Persoalannya adalah, proses peniruan ini boleh jadi lebih efektif daripada proses pengguguan.


Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas, adab bermakna mendisiplinkan pikiran dan jiwa. Adab terlahir sebagai buah dari kelengkapan sifat-sifat baik dalam pikiran dan jiwa. Sebuah kedisiplinan untuk melakukan yang benar dan meluruskan kesalahan.


Proses penanaman adab inilah esensi pendidikan dalam pandangan hidup Islam (Islamic Worldview) sehingga menargetkan lahirnya manusia beradab (a good man), bukan sekedar warga negara baik (a good citizen). Warga negara baik belum tentu lahir dari manusia baik, namun manusia baik akan selalu ingin menjadi warga negara yang baik.


Di dalam bahasa Arab, pendidikan itu sendiri terkadang menggunakan diksi ta’lim, tadris, tadrib, atau tarbiyah. Namun al-Attas meyakinkan murid-muridnya bahwa ada diksi yang lebih komprehensif dan mencakup seluruh diksi pendidikan yang ada, yakni ta’dib. Diksi ini terpilih sebagaimana sudut pandang pendidikan sebagai proses secara bertahap untuk menanamkan adab ke dalam jiwa manusia.


Ayah Bunda yang belum siap menjadi pendidik di saat amanah telah dibebankan, tidak punya pilihan lain kecuali segera mempersiapkannya. Seorang pendidik selalu bekerja menanamkan adab dalam jiwa manusia dan karenanya ia dipanggil sebagai muaddib. Seorang muaddib adalah juga sosok mu’allim, mudarris, mudarrib, dan murabbi.


(Bersambung) 


Wallahu a'lam bish showab

Rabu, 02 Juni 2021

KELUARGA MUSLIM Bagian 1

 Pemateri: Ustadz Dr. Wido Supraha, M.Si.


📋 Wahai Ayah Bunda Engkau Muaddib 

A. Di Balik Kelelahan Selalu Ada Kebahagiaan

Ayah Bunda, di kala Allah ﷻ menitipkan anak, sejatinya Allah ﷻ Maha Mengetahui bahwa siapapun yang dititipi-Nya pasti mampu mengemban amanah itu. Bukankah Allah ﷻ telah menutup surat Al-Baqarah dengan firman-Nya:


لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ


_"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”._


Mendidik anak bukanlah pekerjaan sambilan, karena tentu tidaklah pantas mengemban amanah Allah dengan teknik ‘sambilan’. Pekerjaan yang dilakukan dengan tidak profesional (ihsan, itqan), tidak akan menghasilkan prestasi yang maksimal. Padahal, Ayah Bunda jangan sampai lupa bahwa target orang tua adalah melahirkan generasi yang membahagiakan Rasulullah ﷺ kelak di Jannah. Rasulullah ﷺ berpesan:


تَزَوَّجُوْا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَـامَةِ، وَلاَ تَكُوْنُوْا كَرَهْبَانِيَّةِ النَّصَارَى


_“Menikahlah, karena sesungguhnya aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat lain pada hari Kiamat, dan janganlah kalian seperti para pendeta Nasrani.”_


Bangganya Nabi ﷺ  pada jumlah umatnya yang banyak, bukanlah sekedar pada aspek kuantitas-nya, namun tentunya dibanggakan karena aspek kualitasnya. 

Kualitas yang terwujud dalam kondisi kebahagiaan (as-sa’adah) di Jannah. Peran dan kelelahan Ayah Bunda adalah bagian dari kerja bersama umat Islam sepanjang sejarah zaman.


Tidak ada kebahagiaan tanpa didahului kelelahan. Lebih baik lelah di awal dan meraih ketenangan jiwa di akhir kehidupan. Lebih baik banyak menangis di awal daripada menangis di akhir. Selalu ada kebahagiaan di akhir sebuah kelelahan. 


Wallahu a'lam bish showab

Senin, 10 Mei 2021

HIKMAH ZAKAT FITRAH

Zakat fitrah wajib dikeluarkan setelah bulan Ramadhan sebelum salat Ied. Sedangkan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah usai melaksanakan salat Ied maka apa yang diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tapi termasuk sedekah.


Ini sesuai hadis Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas, 

_"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor dan sebagai makanan bagi orang miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan sesudah salat maka dia itu adalah shadaqoh biasa"._ 

(HR Abu Daud dan Ibnu Majah).


Di samping itu, terdapat beberapa hikmah dari zakat fitrah seperti dikutip dari buku Misteri Bulan Ramadhan karangan Yusuf Burhanudin;


1. Zakat fitrah merupakan zakat diri. Dimana Allah SWT memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan dengan nikmat-Nya.


2. Zakat fitrah merupakan bentuk pertolongan kepada umat muslim, baik kaya maupun miskin. Sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah dan bergembira dengan segala anugerah dan nikmatNya.


3. Hikmah paling agung ialah tanda syukur orang berpuasa kepada Allah SWT atas nikmat ibadah puasa.


4. Seperti halnya puasa merupakan pembersih dari kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula zakat fitrah sebagai pembersihan harta kekayaan dari hak-hak fakir miskin.



Minggu, 09 Mei 2021

Sepertiga akhir Ramadhan

 *MENGAKHIRI RAMADHAN DENGAN KEBAIKAN DAN PENINGKATAN IBADAH KARENA AMAL SESEORANG ITU DITENTUKAN PENUTUPNYA* 



Beberapa hari lagi, Ramadhan akan meninggalkan kita. 


Berikut 4 (empat) nasehat emas para _ulama salafuna's shalih_, semoga bisa memotivasi kita untuk mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan dan menyambut hari berikutnya dengan lebih semangat lagi dalam memproduksi kebaikan.


*Pertama:*


*قال ابن رجب رحمه الله تعالى (في "لطائف المعارف" 1/209) : "يا عباد الله إن شهر رمضان قد عزم على الرحيل ولم يبق منه إِلّا قليل فمن منكم أحسن فيه فعليه التمام ومن فرط فليختمه بالحسنى"*


Ibnu Rajab rahimahullah berkata, 

_“Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan ini akan segera pergi dan tidaklah tersisa darinya kecuali sedikit. Maka barang siapa telah mengisinya dengan baik, hendaklah menyempurnakannya. Dan siapa yang belum maksimal mengisinya dengan baik, hendaklah ia mengakhirinya dengan (amal-amal) yang baik.”_


*Kedua:*


*قال ابن الجوزي رحمه الله : "إن الخيل إذا شارفت نهاية المضمار بذلت قصارى جهدها لتفوز بالسباق، فلا تكن الخيل أفطن منك! فإن الأعمال بالخواتيم، فإنك إذا لم تحسن الاستقبال لعلك تحسن الوداع…"*


Ibnul Jauzi _rahimahullah_ berkata, 

_“Sesungguhnya kuda pacu apabila sudah mendekati garis finish, ia akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenangkan lomba. Maka jangan sampai anda kalah cerdas dari kuda, karena sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Jika anda belum menyambut Ramadhan dengan baik, paling tidak, anda dapat melepasnya dengan baik.”_


*Ketiga:*


*وقال ابن تيمية رحمه الله: "العبرة بكمال النهايات لا بنقص البدايات"*


Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, 

_“Yang menjadi tolak ukur (penentuan) adalah kesempurnaan di akhir amalan, bukan kekurangan di awalnya.”_


*Keempat:*


*وقال الحسن البصري رحمه الله: "أحسن فيما بقي يغفر لك ما مضى، فاغتنم ما بقي فلا تدري متى تدرك رحمة الله…"*


Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, 

_“Perbaiki (perbaguslah) yang tersisa, maka Allah akan mengampuni apa yang telah lalu. Manfaatkan hari yang masih tersisa, karena anda tidak tahu kapan meraih rahmat Allah. (Bisa jadi di hari-hari akhir Ramadhan ini).”_


*اللهم اختم لنا شهر رمضان برضوانك والعتق من نيرانك..* 

*اللهم أعد إلينا رمضان سنوات عديدة*

*آمين يارب العالمين*


_"Ya Allah tutuplah bulan Ramadhan bagi kami dengan keridhoan-Mu dan pembebasan dari neraka-Mu. Ya Allah kembalikan Ramadhan kepada kami di tahun- tahun mendatang"_


 *Semoga penghujung Ramadhan menjadi ajang bagi kita untuk menyempurnakan kebaikan.* 


 ```Dan semoga kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan2 berikutnya. Aamiin …``` 


*تقبل الله منا ومنكم*

Jumat, 30 April 2021

Berbuka dengan Yang Manis

 *Tidak Ada Sunnah Berbuka dengan Yang Manis*


Sempat menjadi hal masyhur dan terkenal bahwa berbuka puasa itu sunahnya dengan yang manis. Konon katanya menjadi terkenal karena iklan minuman manis tertentu atau iklan sirup tertentu yang begitu terkenal melalui media TV dan lain-lain.


Perlu diketahui bahwa tidak ada sunnah berbuka dengan manis-manis seperti sirup, cendol, es teh manis dan sejenisnya. Yang disunnahkan adalah berbuka puasa sesuai dengan urutannya yaitu dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada dengan tamr (kurma kering), apabila tidak ada maka dengan meneguk air putih. Perhatikan hadits berikut:


Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,


ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ


_“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air”_ 

(HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih)


Memang kurma (baik ruthab maupun tamr) adalah jenis makanan yang manis, akan tetapi urutan setelahnya adalah air putih yang tidak terasa manis. Ini dalil bahwa tidak ada Sunnah berbuka dengan yang manis-manis. Memang ada pendapat ulama yang menyatakan demikian, tetapi pendapat ini lemah dan tidak sesuai dengan hadits, karena patokan utama kita adalah Al-Quran dan hadits.


An-Nawawi dan Ar-Rafi’i berpendapat:


لا شئ أفضل بعد التمر غير الماء، فقول الروياني: الحلو أفضل من الماء ضعيف


_“Tidak ada yang lebih utama setelah kurma selain air putih. Adapun pendapat Ar-Rauyani bahwa yang manis lebih utama dari air, maka ini adalah pendapat yang lemah.”_ 

[Fathul Mu’in, Bab Shaum, Hal. 92]


Adapun minuman yang dingin dan manis memang merupakan minuman yang disukai oleh Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, akan tetapi bukan sunnahnya berbuka dengan yang dingin dan manis. Minuman dingin dan manis bisa diminum kapan saja waktunya. Perhatikan hadits berikut:


Aisyah radhiallahu anha berkata,


كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ


_“Minuman yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah yang dingin dan manis.”_ 

[HR Ahmad & At Tirmidzi, shahih]


Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan beberapa kemungkinan maksud “dingin dan manis” yaitu:


1.Bersumber dari mata air segar dan sumur yang manis


2.Rendaman air campuran madu, kurma dan kismis (beliau menguatkan pendapat ini)


Beliau berkata,


وهذا يحتمل أن يريد به الماء العذب كمياه العيون والآبار الحلوة ، فإنه كان يستعذب له الماء


ويحتمل أن يريد به الماء الممزوج بالعسل أو الذي نقع فيه التمر أو الزبيب وقد يقال – وهو الأظهر


_“Kemungkinan maksudnya adalah air yang segar seperti mata air dan sumur yang manis, air ini memang segar. Bisa juga maksudnya adalah rendaman air campuran madu, kurma dan kismis -pendapat ini lebih kuat-.”_ 

[Zaadul Ma’ad 4/205]


Berdasarkan penjelasan di atas, dingin dan manis ini adalah minuman yang alami bukan dengan pemanis gula di zaman sekarang yang apabila diminum berlebihan akan membahayakan bagi kesehatan.

https://muslim.or.id/46638-tidak-ada-sunnah-berbuka-dengan-yang-manis.html

Kamis, 29 April 2021

Perang Badar di Bulan Ramadhan

Setelah umat Islam mengalami intimidasi, kesulitan, dan duka meninggalkan kampung halaman mereka di Mekah. Meninggalkan harta dan keluarga di sana. Rasulullah ﷺ mengadakan rencana penyergapan kafilah Quraisy. Hal itu merupakan respon dari permusuhan yang mereka lakukan selama ini. Para sahabat Muhajirin dan Anshar pun berkumpul dan bersiaga melakukan penyergapan.


Namun rencana dan persiapan matang bukanlah sesuatu yang pasti terjadi. Manusia sekelas Rasulullah ﷺ pun hanya mampu berencana, namun Allah ﷻ melakukan apa yang Dia kehendaki. Penyergapan gagal. Kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb berhasil melarikan diri. Malah Quraisy berbalik melakukan persiapan matang untuk berperang. Mereka hendak memberi pelajaran kelompok kecil kaum muslimin agar orang-orang se-Jazirah Arab jangan pernah meremehkan Quraisy. Begitu kata Abu Jahal.


Nabi ﷺ bersama para sahabatnya keluar dari Madinah pada tanggal 12 Ramadhan tahun 2 H. Beliau ﷺ tidak mewajibkan setiap kaum muslimin untuk ambil bagian menuju Badar. Karena keberangkatan ini hanya bertujuan menyergap kafilah Quraisy bukan untuk berperang. Hanya untuk menghadang kafilah yang membawa 1000 onta, 50.000 dinar emas, dan hanya dijaga oleh 40 orang. Tentu saja hal ini sebagai balasan dari perbuatan Quraisy yang telah merampas harta mereka selama di Mekah. Namun sayang, rencana ini berhasil diketahui Abu Sufyan. Ia pun mengubah rute kafilahnya.


Mengetahui pergerakan umat Islam dari Madinah, Quraisy segera menyiapkan pasukan besar untuk berperang. Mereka membawa 1300 pasukan. 600 di antaranya pasukan berbaju besi. Dan 100 di antaranya penunggang kuda. Mereka juga membawa onta dalam jumlah yang besar. Sementara kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang. Ada yang mengatakan 319 orang. 83 di antaranya adalah kaum Muhajirin.


Nabi ﷺ duduk khusyuk bermunajat kepada Rabbnya. Memohon pertolongan kepada Maha Penolong. Beliau ﷺ berdoa:


اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ


_“Ya Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.”_ 

(HR. Muslim no 1763).


Dalam riwayat lain


للّهُمّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا ، تُحَادّك وَتُكَذّبُ رَسُولَك ، اللّهُمّ فَنَصْرَك الّذِي وَعَدْتنِي ، اللّهُالْغَدَاةَ مّ أَحِنْهُمْ


_“Ya Allah, Inilah Quraisy. Mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggan mereka. Mereka menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka pada pagi ini.”_ 

(Sirah Ibnu Hisyam: 3/164).


Sampai-sampai rida’ beliau terjatuh dari pundaknya karena begitu tingginya beliau mengangkat tangannya ke arah langit. Melihat keadaan demikian, Abu Bakar merasa tak sampai hati. Ia taruh kembali rida’ Nabi ﷺ di atas pundaknya dan mendekapkannya. 

Kemudian Abu Bakar berkata, _“Wahai Nabi Allah, munajatmu kepada Rabbmu telah mencukupi. Dia pasti memenuhi apa yang Dia janjikan kepadamu”._ 

Nabi ﷺ pun keluar dari tendanya, kemudian membacakan firman Allah ﷻ,


سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ


_“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.”_ 

(QS:Al-Qamar | Ayat: 45).


Perang besar pertama ini pun dimenangkan oleh kaum muslimin. 70 orang-orang musyrik tewas di medan Badar. Di antara mereka adalah tokoh-tokoh Quraisy. Seperti: Abu Jahal, Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Umayyah bin Khalaf, al-Ash bin Hisyam bin al-Mughirah. Dari pihak kaum muslimin, 14 orang menemui syahidnya. 6 orang Muhajirin. Dan 8 orang Anshar. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H (ar-Rahiq al-Makhtum oleh al-Mubarakfury, Hal: 197-201).


Kemenangan ini benar-benar berdampak positif terhadap kaum muslimin. Ini merupakan ‘hadiah’ dari Allah ﷻ atas kesabaran orang-orang yang beriman. Orang-orang Arab pun segan terhadap negara Madinah. Sebagaimana juga orang-orang Quraisy tidak lagi meremehkan kaum muslimin dan terus-menerus menganggap mereka lemah.


Sumber: islamstory.com

Sabtu, 27 Februari 2021

Mari Mengaji

Mau bagaimanapun bentuknya, yang namanya sifat sombong, iri dan dengki merupakan musuh bebuyutan manusia. 


Bermula dari kisah Nabi Adam As dan iblis yang lebih merasa dirinya lebih mulia karena tercipta dari api sedangkan Nabi Adam hanya tercipta dari segumpal tanah yang dipijak-pijak. Murka Allah pada iblis bukan karena sifat kikir, durhaka, syirik atau sifat tercela lainnya. Namun karena kesombongan yang ia miliki.


Selain itu, jika semua sifat tersebut kita pelihara maka akan menjadi penyakit tersendiri dalam hati, naudzubillah tsumma naudzubillah.


Sekilas bila diingat lagi, perkelahian dan pembunuhan pertama antar saudara dan sesama manusia pada peristiwa putra Nabi Adam As yakni Habil & Qabil. Pemicunya juga merupakan penyakit hati. 


Jadi, masih mau memelihara atau bahkan melahirkan penyakit2 hati yang seharusnya kita musnahkan dari hati kita? Tentu tidak kan? 


Nah! Oleh karenanya yuk bersama-sama memerangi penyakit hati yg akan memicu sifat negatif terhadap diri kita, karena sebaik apapun kita berbagi kebaikan jika didalam hati terbersit sedikit saja sifat sombong dan beberapa sifat buruk lainnya, sungguh itu tidaklah menjadi amalan yang sempurna.


Naudzubillah .... 

Semoga kita selalu berada dalam lindungan orang2 yang mendapatkan Ridho-Nya 

Aamiin 

Wallahu a'lam bishawab 🙏


Gabung komunitas kami yuk, biar bisa istiqomah tilawah, dan lebih dekat dengan kalam-Nya.

Klik aja yaa ⤵️

https://onedayonejuz.org/daftar

#MariMengajiTanpaTapi #marimengaji #indonesiacintaquran #IndonesiaCintaAlQuran

#ngajitiaphari #komunitas #odoj #seharisatujuz #seharisetengahjuz  #onedayonejuz #yukngaji #bacaquranrutin #ikhlaskarenaNya #penyakithati #jauhikesombongan

Nasehat Imam Syafi'i

 TETAPLAH MENANAM MAWAR WALAU SUATU HARI KAU MENUAI DURI


(Nasehat Al-Imam Asy-Syafi'i kepada muridnya Yunus Bin Abdil A'la)


"Wahai Yunus, selama ini kita disatukan dalam ratusan masalah, apakah karena satu masalah saja kita harus berpisah..?


Janganlah engkau berusaha untuk menjadi pemenang dalam setiap perbedaan pendapat... 

Terkadang, meraih hati orang lain itu lebih utama daripada meraih kemenangan atasnya..


Jangan pula engkau hancurkan jembatan yang telah kau bangun dan kau lewati di atasnya berulang kali, karena boleh jadi, kelak satu hari nanti engkau akan membutuhkannya kembali.."


"Berusahalah dalam hidup ini agar engkau selalu membenci perilaku orang yang salah, tetapi jangan pernah engkau membeci orang yang melakukan kesalahan itu..


Engkau harus marah saat melihat kemaksiatan, tapi berlapang dadalah atas para pelaku kemaksiatan..


Engkau boleh mengkritik pendapat yang berbeda, namun tetap menghormati terhadap orang yang berbeda pendapat..


Karena tugas kita dalam kehidupan ini adalah menghilangkan penyakit, dan bukan membunuh orang yang sakit.."


Maka apabila ada orang yang datang meminta maaf kepadamu, maka segera maafkan...


Apabila ada orang yang tertimpa kesedihan, maka dengarkanlah keluhannya...


Apabila datang orang yang membutuhkan, maka penuhilah kebutuhannya sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadamu..


Apabila datang orang yang menasehatimu, maka berterimakasihlah atas nasehat yang ia sampaikan kepadamu..


Bahkan seandainya satu hari nanti engkau hanya menuai duri, tetaplah engkau untuk senantiasa menanam bunga mawar...


Karena sesungguhnya balasan yang dijanjikan oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Dermawan jauh lebih baik dari balasan apapun yang mampu diberikan oleh manusia.."

Kamis, 25 Februari 2021

Oase Dakwah ODOJ

 *Materi Tayang AIHQ*

*DK PSDM ODOJ*

Penyejuk Hati Penggugah Jiwa

*Luaskan Ruang Di Hatimu*

Oleh: umarhidayat75



Ditengah kehidupan yang banyak mengalami kesulitan yang dihadapi akibat wabah pandemi covid 19, tidak hanya korban yang berjatuhan, tetapi suasana mencekam dan mencengkram hampir seluruh aspek kehidupan semakin terasa dahsyat. 


Stres, runyam, bosen, mumet, bingung, pengangguran, kaum miskin baru, kelaparan, tambah hutang, tidak punya uang, dan lain-lain Hidup seakan semakin sempit, dunia menjempit dan semua persoalan serba menghimpit. Pusiiiing...


Kita tidak hendak menyalahkan takdir. Karena sebagai Muslim kita yakin dibalik semua musibah pasti ada hikmah. Persoalannya sekarang bagaimana sikap mental kita menghadapi semua musibah ini, yang hingga kini belum ada ujung akhirnya dari masa pandemi covid 19 ini?


Baiklah. 

Ada kisah inspiratif penuh hikmah tentang rumah sempit. Lelaki setengah baya itu mengeluh

dan belum menemukan jalan keluarnya. Ia mempunyai rumah yang amat sempit. Sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia.


Orang menemui Abu Nawas di rumahnya, lalu mengutarakan kesulitan yang sedang dialaminya.

Abu Nawas bertanya kepada orang itu, _"Punyakah engkau seekor domba?" "Tidak tetapi aku mampu membelinya."_ jawab orang itu.

_"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu."_ Abu Nawas menyarankan. Ia pun menuruti.


Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. _"Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba."_ kata orang itu mengeluh. _"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu."_ kata Abu Nawas.


Orang itu tidak membantah. Ia langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya. Beperapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas. _"Wahai Abu Nawas, Aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa "_ kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.


_"Kalau begiku belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu."_ kata Abu Nawas menyarankan. Wow...Orang itupun tidak membantah. Ia langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. Ia berkata,


_"Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan daripada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu."_ kata orang itu putus asa.


Kebayang.... jadi kaya apa rumahnya.

_"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu."_ kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah. Ia langsung menjual anak unta yang baru dibelinya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu. _"Bagaimana keadaan kalian sekarang?"_ Abu Nawas bertanya. _"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal disini "_ kata orang itu tersenyum.


Begitupun Abu Nawas memerintahkan untuk menjual unggas dan dombanya. Kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. Ia bertanya, _"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?"_ _"Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas."_ kata orang itu dengan wajah berseri-seri.


Abu Nawas (sambil tersenyum): _“Nah nah, kau lihat kan, sekarang rumahmu sudah menjadi luas padahal kau tidak menambah bangunan apapun atau memperluas tanah bangunanmu. Sesungguhnya rumahmu itu cukup luas, hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu. Mulai sekarang kau harus lebih banyak bersyukur karena masih banyak orang yang rumahnya lebih sempit darimu. Sekarang pulanglah kamu, dan atur rumah tanggamu, dan banyak-banyaklah bersyukur atas apa yang dirizkikan Tuhan padamu, dan jangan banyak mengeluh."_ 

(Sumber:  detik..com)


Jika kita sedang mengalami sempitnya rumah, sempitnya dunia, pekerjaan, sempitnya rezeki, sempitnya kehidupan; maka luaskanlah ruang di hatimu agar bahagia selalu merinduimu.


Betapapun luasnya rumah, tanah dan bangun tidak ada artinya bila hati kita beruang sempit. Hidup kehilangan gairah. Jangan sia-siakan kehidupan yang hanya sekali dan sebentar ini. 


Luaskan ruang di hatimu, insya Allah kebahagiaan akan bersamamu. 


Hiasi lisanmu dengan;


لا اله الا الله العظيم الحليم

لا اله الا الله رب العرش العظيم 

لا اله الا الله رب السموات و الرض و رب العرش الكريم

Semoga Allah luaskan hati kita. Aamiin.

AIHQ - DK PSDM ODOJ

AIHQ/551/2020

oaseodoj@gmail.com

Fp : AIHQ Onedayonejuz

Rabu, 24 Februari 2021

SAAT RENCANA TAK SESUAI REALITA

Departemen Rekruitmen dan Training PSDM One Day One Juz

OSM (ODOJ Spirit Message)

Sering sekali kita sebagai manusia, melihat bahkan merasakan  yang diinginkan tak sesuai dengan keadaan yang dialami. Rasa kecewa yang tak bisa kita ukur pasti akan menghampiri. Saat apa yang kita rencanakan justru berbalik arah meninggalkan kita.


Hidup penuh rencana, dan itu pantas. Yang namanya hidup sejatinya kita harus punya rencana. Tetapi kita sebagai manusia yang beriman harus tetap menjadikan Allah sebagai tumpuan rencana kita. Kita yang membuat rencana dan Allah lah yang akan memutuskan.


Manusia tempat segala salah, bukanlah sebagai tameng buat kita untuk tidak lebih mawas diri. Semestinya kita harus lebih hati-hati dalam berbuat, apalagi dalam membuat rencana. Karena  hidup di dunia punya tujuan yang tentunya berawal dari rencana. 


Allah menciptakan kita sudah jelas tujuannya, di dalam Al-Quran Allah mempunyai rencana indah untuk hambanya yang mengikuti setiap perintah Nya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

wa maa kholaqtul-jinna wal-ingsa illaa liya'buduun


"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)


Untuk itu jelas sekali bahwa kita sebagai manusia, harus menyiapkan segala sesuatunya. Merealisasikan rencana-rencana yang kita buat untuk hasil yang maksimal, dan seharusnya kita  tawaqal dengan apapun hasilnya. Supaya  tidak merasakan kecewa yang dalam.


Hidup penuh arti akan indah, jika kita libatkan Allah dalam segala kondisi. Saat senang ingat Allah, saat susah lebih ingat Allah. Rencana yang indah karena Allah, hasilnya akan terpancar oleh pribadi yang semakin taqwa.


Khotimah Harahap

-Dep. Training dan Rekruitmen Admin PSDM-

OSM-1739/2020 

Selasa, 23 Februari 2021

Daftar Bimbingan

 Daftar Bimbingan Skripsi 2021:

1. M. Ari Nugraha

2. Ganda Himawan

3. Michael E.Y.

4. Firdaus Erwiza

5. Ilham Wildan

6. Tommy Saputra

7. Miftahul Fattah

8. Surya Silalahi

9. Muhammad Satrio Wibisono



Daftar Bimbingan Skripsi 2020:

1. Daiswan Faelani

2. Primadhana

3. Mahmudin

4. Dhitya Pujarama

5. Rezky Amarta

6. Anju Arianto

7. Dahlia

8. Muhamad Nuur Fauzan

9. M. Prayogi

10. Raya Sinaga



Daftar Bimbingan Skripsi 2019:

1. Venna Vanessa

2. Akbar Abdul Aziz

3. Sobriansyah Irwan

4. Nurfitriani

5. Rian F

6. Hafidz Fajri

7. William Aditya Wijaya

8. Imam Ardi

9. M. Fikri Dzaky


Daftar Bimbingan Skripsi 2018:

1. Vera Puspita 

2. Dwi Rahmat Aryanto

3. Faza Fauzan Adzima

4. M. Ade Setyana

5. Reyndra Octav

6. 


Daftar Bimbingan Skripsi lainnya:

1. Abdur Rahman

2. 



TILAWAH AL-QUR'AN DI MALAM HARI

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbaly berkata dalam kitabnya:

“Disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas:


‏<< ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺪﺍﺭﺳﺔ ﺑﻴﻨﻪ صلى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﻴﻦ جبريل كاﻧﺖ ليلا >> 


_“Bahwa pengkajian al-Qur'an antara beliau (Rasulullah) ﷺ dengan Jibril dilakukan pada malam hari.”_


ﻓﺪﻝّ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺍﻹﻛﺜﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻼﻭﺓ ﻓـﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻟﻴﻼ ؛ ﻓـﺈﻥ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺗﻨﻘﻄﻊ ﻓـﻴﻪ ﺍﻟﺸﻮﺍﻏﻞ 

‏...↓

‏ﻭﺗﺠﺘﻤﻊ فيه ﺍﻟﻬﻤﻢ ، ﻭﻳﺘﻮﺍﻃﺄ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻘـﻠﺐ ﻭﺍﻟﻠساﻥ ﻋﻠـﻰ ﺍﻟﺘﺪﺑر


🌙 Maka hal ini menunjukkan anjuran untuk memperbanyak tilawah pada malam hari di bulan Ramadhan; karena pada malam hari itu:

*(1) segala kesibukan terhenti,*

*(2) berbagai harapan pun terhimpun* serta

*(3) hati dan lisan bisa berpadu untuk ber-tadabbur bersama.*


🔰 Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


( إِنَّ نَاشِـئَةَ اللَّـيْلِ هِيَ أَشَـدُّ وَطْـئًا وَأَقْـوَمُ قِـيـلًا )


*“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.”*

( QS. Al-Muzzammil: 6)

[📒 Latha-iful Ma’arif  Hal: 315]


🔰 Al-’Allamah ’Abdurrahman bin Yahya al-Mu’allimy al-Yamani rahimahullah berkata:


لكلِّ متدبِّر في القرآن رزق مقسوم،


_“Bagi tiap orang yang merenungkan al-Qur'an, ada anugerah tertentu baginya di dalam al-Qur'an_


ولا يخيب من اجتناء ثمراته إلاّ المحروم،


_Dan tak ada yang dihalangi dari memetik buahnya, kecuali orang yang benar-benar terhalangi (dari kebaikan),_


نسأل الله ألاَّ يحرمنا من فوائده بفضله وكرمه .


_Kita memohon pada Allah dengan karunia dan keagungan-Nya, agar kita tak terhalang untuk medapatkan faidah-faidah dari al-Qur'an."_

[📒 Atsar al-Mu’allimy al-Yamani (3/594)]

Dialih bahasakan oleh :Brave Ummu Abdirahman

Dimuroja'ah oleh :@abinyasalma

Diedit oleh : TIM Editing AWWI

ℳـ₰✍

@alwasathiyah

 #SahabatHijrah Ikhwan

#SahabatTaat Akhwat

Senin, 22 Februari 2021

Hilangkan Kesedihan

 Materi Tayang AIHQ

Oleh: @umarhidayat75


DK PSDM ODOJ*

Oase Dakwah

Penyejuk Hati Penggugah Jiwa


Diantara rezeki yang sering tidak disadari adalah kita mendapatkan peluang beramal sholih tetapi enggan melakukannya. 


Senang dan sedih termasuk bagian dari _sunatullah_ yang  berlaku bagi setiap yang hidup. Sepanjang penyebabnya ada yang menjadi pemicunya ada, maka sepanjang itu juga rasa senang dan sedih ada. 

Naturalnya segala sesuatu ada penyebabnya, pun ada konsekuensinya. Mendamba senang itu wajar, sebagaimana tidak satu orang pun berharap kesedihan. 

Karenanya orang biasa menghindari rasa sedih dan terus menerus berharap sesuatu yang menyenangkan.


Problemnya adalah keterlatihan mengelola dua rasa itu agar tidak menjadi beban dalam kehidupan. Jika kita paham tentang _sunnatullah_ atas dua rasa itu, mestinya kita tidak perlu memasalahkannya. Kita bisa menjalaninya dengan hikmat sepenuh keyenangan. Setidaknya tidak dibuat pusing atau stres karenanya. 


Saat kita paham bahwa jalan di depan yang akan kita lalui itu penuh kelokan, terjal,atau banyak berlubang; (jika tidak ada alternatif lain), maka mental dan rasa kita "siap" menghadapi resikonya dan bahkan bisa menikmati saat melewatinya. Jadi salah satu kuncinya adalah tentang setting mental.


Inilah alasannya kenapa para sahabat Rasulullah selalu menjawab dengan segera setiap perintah dari Allah dan Rasul-Nya (istijabah hurriyah). Setting mental mereka sudah tertata dengan baik. Sampaipun perintah perang mereka lakoni. Mereka sudah paham sebab dan konsekuensinya.


Jika setting mental tidak siap menghadapi resiko, maka jalan yang terbaik adalah mencari sebabnya agar kita tidak terjebak pada resiko yang lebih berat. 

Nah, misalnya bagaimana cara menghilangkan kesedihan? Jika kita tidak siap menjalani konsekuensi dan resiko kesedihan, maka carilah sebabnya agar kita bisa menghindarinya.


Seperti yang Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy rahimahullah katakan, _"Termasuk sebab-sebab yang menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan kegalauan adalah berbuat baik kepada orang lain dengan ucapan dan perbuatan."_


Maknanya adalah jika engkau cemas, sedih dan galau itu tandanya engkau kurang meluangkan waktumu untuk berbuat baik kepada orang lain. Nah kita kembali pada soal _sunnatullah_. Sunnatullahnya fitrah manusia adalah saling membantu dan menolong, maka jika seseorang menutup dirinya untuk membantu kepada sesama, maka Allah akan memasukkan kepada hatinya kesedihan dan kegalauan.


Kita boleh berdebat, tetapi lebih penting lagi adalah pembuktian. Bahwa fitrah manusia itu suka di tolong jika ia berada dalam kesulitan, maka jiwa ini akan terasa lapang ketika ia selesai berzakat atau bersedekah. 

Kenapa jiwanya lapang?  karena hartanya telah dibersihkan dan Allah telah mensucikan jiwanya; dengan pemberian itu 

(Q.S. At Taubah : 103).


Mungkin dalam situasi dan kondisi tertentu seseorang tidak leluasa atau bahkan tidak mampu untuk berbagi harta. Jangankan berbagi untuk dirinya saja serasa termiskin di dunia. Jangan khawatir masih ada yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan kesedihan dan kegalauan; yakni dengan tutur kata yang baik lagi menyenangkan. Bahkan pada sisi tertentu perkataan yang baik, menyenangkan dan menyejukkan jauh lebih berarti dari pada harta yang terbagi. 


Formulanya beragam dan mudah dilakukan, seperti : menanyakan kabar kepada sahabat walau hanya melalui media sosial, mengapresiasi, mendoakan, menyemangati, atau menenangkan, dan lain lain yang penting tidak melukai dan menyakitkan.


Ladang untuk berbuat baik itu luas, tidak hanya harta dan lisan kita; seperti bertemu orang lain tersenyum, membuang sampah pada tempatnya, membukakan pintu atau sekedar menahan pintu agar orang lain memdapat kemudahan, merespon dan mendengarkan orang lain ketika berbicara, dll. Itu semua adalah bentuk-bentyk perbuatan yang baik dan menyenangkan orang lain. 


Kita termasuk orang yang yakin bahwa ketika kita menyenangkan orang lain sebenarnya kita sedang menyenangkan diri kita sendiri dan ketika ketika bersedekah, memberi sesuatu pada orang lain, maka sebenarnya kita sedang bersedekah kepada diri kita sendiri. Ingatlah bahwa sedekah itu menolak bala dan menyembuhkan penyakit, pun akan melapangkan jiwa kita.

AIHQ - DK PSDM ODOJ

AIHQ/550/2020

oaseodoj@gmail.com

Fp : AIHQ Onedayonejuz

Sabtu, 20 Februari 2021

MENGALAH

Departemen Rekruitmen dan Training PSDM One Day One Juz

*OSM (ODOJ Spirit Message)*


Mana ada yang mau kalah dalam pertandingan, pasti semua ingin menang. Iya kan...!

Menang tidak selalu saat kita bisa mengalahkan orang lain. Kemenangan sesungguhnya justru saat kita bisa mengalahkan kemauan pribadi dan mendahulukan kepentingan bersama lebih dulu.


Mengalah bukan berarti kalah, tapi mundur selangkah untuk maju beberapa langkah dan diam sebentar untuk mengatur langkah. Lalu majulah dengan optimisme yang dibangun. Kalah itu bukan harus berhenti dan diam. Cobalah menata ulang rencana yang ada, mungkin ada yang terlupa atau tertinggal. Bisa jadi ada yang bukan jalan itu yang harus digunakan. Cobalah lihat lagi.


Jangan pernah takut dianggap kalah karena kita mengalah. Sesungguhnya  Allah adalah penentu siapa yang jadi pemenang.


Mengalah di depan manusia bisa jadi engkaulah pemenangnya, namun mengalah dalam hal ibadah sejatinya engkau memang kalah. Maka jangan kalah oleh alasan yang takkan habis sepanjang waktu.


Berada dalam posisi manakah kita? Mengalah karena memang malas untuk berubah? Atau mengalah untuk berhenti sejenak, kemudian ambil napas dan bangkit kembali menjadi pemenang sejati.


Saat hari ini kita mengalami kemunduran dalam ibadah ataupun tilawah, bangkitlah. Kuatkan tekad dan jadikan esok lebih bergairah dalam ibadah.


All Crew 

-Div Training dan Rekrutmen Admin-

OSM-1739/2020 

Jumat, 05 Februari 2021

Sosok Ibu

Sumber: grup whatsapp ODALF 4Feb2021

 Bagaimana mungkin sosok perempuan kuat itu bisa hilang dari ingatan kita? 


Jika ialah orang yang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk berdiri dan menopang saat kita terjatuh.


Rela menyodorkan tangan sekalipun tubuhnya sudah tidak mampu menyangga usia yang terus menggerogoti keberaadaannya di alam semesta ini. 


Ya, entah bentuk syukur macam apa yang mampu menggambarkan pribadi setegar dia. Bahkan tidak pernah mengeluh mengurusi semua kebutuhan kita.


Memang tidak ada pamrih yang sepadan untuk membayar jasa seorang ibu, menilik pengorbanannya tidak terhenti sampai anaknya berhasil membangun biduk rumah tangga. 


Support dan doa menjadi dua senjata yang ia utamakan. Senantiasa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar jerih payah anaknya dapat berbuah kesuksesan. Agar bocah kecil yang disandingnya dari dulu mampu mengangkat derajat dan mengharumkan nama keluarga. 


Lewat doa dan rasa bakti  untuk ibu yang anda berikan berupa pengabdian dan perbuatan baik atau ucapan rasa cinta setidaknya bisa memunculkan raut muka bahagia di wajah malaikat tanpa sayap itu.


"Tak ada manusia yang menyayangimu melebihi ibu mu. Dan dia tetap rela menyayangimu, meski kamu selalu menyakitinya, dan mengacuhkannya"


Selama ada ibu kita di dunia ini. Bahagiakan lah lahir dan batin. Baik materi ataupun non materi. Semoga Allah mudahkan rezeki kita semua untuk terus membahagiakannya. Aamiin.

-

-

Mau gabung komunitas kami?

Klik aja yaa ⤵️


https://onedayonejuz.org/daftar

#MariMengajiTanpaTapi #marimengaji #indonesiacintaquran #IndonesiaCintaAlQuran

#ngajitiaphari #komunitas #odoj #seharisatujuz #seharisetengahjuz  #onedayonejuz #yukngaji #cararutinngaji #bacaquranrutin #setiaphari

Bila Kesulitan Makin Mendera

 *Materi Tayang AIHQ*

*DK PSDM ODOJ* Oase Dakwah

Penyejuk Hati Penggugah Jiwa

Oleh: @umarhidayat75



Sesungguhnya pemenang kehidupan adalah mereka yang tetap semangat meski kelelahan senantiasa hadir dalam kehidupannya. 

Tetap tegar dalam setiap ujian menyapanya. 

Tetap teguh meski godaan tak henti menyesakan dada. 

Tetap bergerak melangkah tanpa mengalunkan putus asa, meski beban makin memberatkannya.


Kenyataannya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalam menata hati. Menata hati untuk menyiasati kehidupan. Menyiasati berbagai kondisi kehidupan yang tidak kita harapkan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Menata hati agar senantiasa bergantung sepenuhnya kepada Allah. Sungguh kitalah yang membutuhkan Allah, dan Allah tidak membutuhkan kita.

(QS. Fathir: 15).


Mengapa kita tak mau merengek kasih sayang Allah di saat kesulitan mendera? Kita selalu merasa kuat dan mampu menghadapi cobaan apapun, meminta pertolongan Allah hanya sekadar basa-basi saja, nyatanya kita tak sepenuhnya menyandarkan segala urusan pada-Nya. Bahkan kita lebih sering bergantung pada manusia.


Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, _“Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata."_


Katakanlah: _“Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri."_ (QS:Az-Zumar | Ayat: 38).


Dialah yang mengangkat kesulitan dan menghilangkan kesempitan. Di tangan-Nyalah kunci segala perkara dan urusan di bumi dan di langit.


الله الصمد

_“Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”_

(QS. al-Ikhlash: 2)


Ibnul Qayyim telah membuat perumpamaan berikut: _“Perumpamaan orang yang bergantung kepada selain Allah itu laksana orang yang berteduh dari dingin dan panas dengan sarang laba-laba, yang merupakan selemah-lemahnya rumah.”_

(Madârij as-Sâlikîn, jilid 1, hlm. 492).


Bahkan tatkala Nabi Saw mengalami sakit, beliau berdoa:


اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي ، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا


_“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”_(HR Bukhari dan Muslim).

Seberapa dekat engkau pada Allah akan menentukan seberapa kemudahan dalam menghadapi problematika kehidupan.

AIHQ - DK PSDM ODOJ

AIHQ/546/2020

oaseodoj@gmail.com

Fp : AIHQ Onedayonejuz

SAAT BENCANA MENYAPA

Departemen Rekruitmen dan Training PSDM One Day One Juz

*ODOJ SPIRIT MESSAGE (OSM)*

Dalam beberapa waktu terakhir, bencana alam datang silih berganti. Banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan lain sebagainya. Banyak analisis kenapa hal ini terjadi. Mulai dari pendekatan ilmiah, hingga yang lainnya. 


Allah _Subhanahu wata'ala_ menjalankan alam ini sesuai dengan kehendak-Nya. Seluruhnya tidak bisa serta merta dapat dicegah atau direkayasa. Jika bencana terjadi, maka terjadilah. Karena setiap gerak alam, pasti ada tujuannya.


Sebagai makhluk yang memiliki banyak kelemahan, sudah seharusnya kita senantiasa menjadikan bencana ini sebagai bahan renungan, apakah bencana ini sebagai adzab karena dosa-dosa yang telah kita lakukan? Teguran agar kita introspeksi dan kembali kepada Al-qur'an yang semakin terjauhkan diseluruh aspek kehidupan? Ataukan ini sebagai ujian bagi hamba-hambanya yang beriman? 


Apapun itu, seluruh alam ini bergerak atas kehendak-Nya. Tidak ada benda sekecil apapun tanpa dikatahui dan dikehendaki oleh-Nya. Tugas kita adalah bertaqwa, menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan laranganNya. 


Manusia sangatlah lemah, dan kelemahan ini bukan untuk kita sesali, tetapi untuk kita jadikan sebagai alasan kenapa kita harus selalu taat kepada Sang Pencipta. _La haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim_

Tatik Ummu Adzkia

-Dept. Rekruitmen dan Training PSDM-

OSM-1768/2021 

Kamis, 04 Februari 2021

Smart-Morning Motivation

Berbagi Kebaikan :


بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

🤲🏼"Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima... 

💐 *Obat...Hasad*

suatu renungan


🌼Jika anda membenci  seseorang,

Atau hasad padanya,

Maka bayangkanlah,

Dirinya.....sedang kaku,

Tak bernafas,

Tak ada daya,

Tak ada lagi yang kau saingi,


💦Dia sedang menuju Rabbnya..

Dengan segala beban dan amal ibadahnya..

Mungkin dia akan mengadukan kezhaliman anda pada  Penciptanya...

Pandanglah yang jauh...

Bahwa...

Saudaramu sudah tidak dapat bersaing lagi,

Dari segala hal,

Dia sedang mengharap maafmu..


🌼Doamu..

Ikutnya dirimu..

Memandikan jasadnya..

Mengkafankannya..

Mensholatkannya..

Membawanya ke pemakaman..

Menaruh di liang lahat..

Dan menimbunnya dengan tanah...

Dia menunggu doamu..

Dia mengharap akan keluar dari lisanmu dan hatimu dengan ikhlas..

"Allahummaghfirlahu wa tsabithu"

"Ya Allah ampunilah dia dan teguhkanlah dia"

Setiap tumpukkan tanah menutup tubuhnya...


💦Tak ada lagi hasad padanya...

Tak ada lagi kebencian...

Dia tak dapat lagi bersaing...

Dia pasrah...

Dia tidak dapat membeci kamu lagi...

Tidak ada kata yang menyakitkan lagi...

Tidak ada kesombongan...

Keangkuhannya lagi...

Semua sirna...

Bersama lenyap jasadnya dari pandanganmu...


🌼Terkubur semua...

Tinggallah kenangan kebaikkannya...

Yang mungkin terselip dari sekian kejahatannya...

Yang masih dapat dikenang...

Disyukuri..

Dan dijadikan sebab 'tuk memaafkan

kesalahannya..


Mohonkan ampunan atas seluruh kesalahannya...

Dan berharap dapat berjumpa dengannya..

Di jannah ..

Di tempat yang tak ada lagi

hasad dan kebencian..

Persaingan dan permusuhan...

Insya Allahu Ta'alaa

---------------------------

Akhukum fillah

Abdurrahim Ayyub

Barakallahu fiikum.

Rabu, 03 Februari 2021

Kekuatan dalam Kehidupan

 Sumber tulisan: grup whatsapp ODALF

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Ada lima kekuatan ajaib dalam kehidupan ini yang dapat mengantarkan kita pada kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat. 

Lima hal yang terlupakan, yang sebenarnya sudah ada rumusnya dalam ajaran Islam. Kelima rumus tersebur adalah

1⃣Dominasi Selalu Rasa SYUKUR dalam segala hal.

 (QS. Ibrahim 14 ayat 7:Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” )


2⃣Jadikan IKHLAS Sebagai pasword utama dalam menjalankan dan menerima apapun yg saat ini terjadi,  setelah berusaha dg maksimal dan doa. 


Ciri-ciri orang ikhlas dalam beramal, yaitu:

Pertama, ketika dipuji atau dihina, sikapnya sama saja, tak ada perbedaan dalam perilakunya.

Kedua, melupakan amalan yang telah ia lakukan. Ia tak mau mengingatnya lagi. Seperti ketika telah memberi shadaqah atau bantuan kepada orang lain, maka ia tak mengungkitnya lagi. Agar amalnya tak sirna gara-gara al mannu (menyebut kembali amalan yang telah dikerjakan atau diberikan).

Ketiga, melupakan pahala amal akhirat, sehingga ia berusaha beramal sebanyak-banyaknya, karena selalu merasa kurang, serta tak pernah membanggakan amalnya.

3⃣SABAR itu membentuk pribadi yg tenang dan bijak

 (QS. Al Baqoroh ayat 155: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.)


4⃣ISTIQOMAH dan KOMITMEN terus berusaha pantang menyerah dan mengeluh sampai berhasil. 

 (QS. Fushilat ayat 30: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".)


5⃣KHUSNUZON atau selalu berbaik sangka pada keputusan Alloh Ta'ala. 

Dan juga Berpikir positif dalam menjalani hidup, maka membuat pikiran 

Tenang dan tentram. 


Jika ke 5 hal diatas dapat dipraktekan dengan benar, maka pintu kesuksesan dan kebahagiaan akan terbuka. Berdamai dg keadaan dan berdamai dg hati,  hidup akan lebih bermakna. 


*Robbana Taqobbal Minna*

Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

Selasa, 02 Februari 2021

Bacaan Laa Ilaha Illallah yang Luar Biasa

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -   

Bacaan laa ilaha illallah termasuk bacaan dzikir ringan dan berpahala besar di sisi Allah. 

Coba amalkan amalan ringan berikut ini. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي ، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ

Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR

tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya

Dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa).


Dzikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.


وقال : مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ ، وَإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ


Beliau juga bersabda,

Barangsiapa yang mengucapkan SUBHANALLAHI WA BI HAMDIH 

artinya: Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya) sebanyak seratus kali sehari, terhapuslah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.

(HR. Bukhari, no. 6403 dan Muslim, no. 2691)


Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,


مَنْ قَالَ لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، عَشْرَ مَرَّاتٍ . كَانَ كَمَنْ أعْتَقَ أرْبَعَةَ أنْفُسٍ منْ وَلَدِ إسْمَاعِيلَ


Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (artinya: tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) sebanyak sepuluh kali, maka ia seperti orang yang telah memerdekakan empat jiwa dari anak keturunan Ismail.

(HR. Bukhari, no. 6404 dan Muslim, no. 2693)