Jumat, 05 Februari 2021

Bila Kesulitan Makin Mendera

 *Materi Tayang AIHQ*

*DK PSDM ODOJ* Oase Dakwah

Penyejuk Hati Penggugah Jiwa

Oleh: @umarhidayat75



Sesungguhnya pemenang kehidupan adalah mereka yang tetap semangat meski kelelahan senantiasa hadir dalam kehidupannya. 

Tetap tegar dalam setiap ujian menyapanya. 

Tetap teguh meski godaan tak henti menyesakan dada. 

Tetap bergerak melangkah tanpa mengalunkan putus asa, meski beban makin memberatkannya.


Kenyataannya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalam menata hati. Menata hati untuk menyiasati kehidupan. Menyiasati berbagai kondisi kehidupan yang tidak kita harapkan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Menata hati agar senantiasa bergantung sepenuhnya kepada Allah. Sungguh kitalah yang membutuhkan Allah, dan Allah tidak membutuhkan kita.

(QS. Fathir: 15).


Mengapa kita tak mau merengek kasih sayang Allah di saat kesulitan mendera? Kita selalu merasa kuat dan mampu menghadapi cobaan apapun, meminta pertolongan Allah hanya sekadar basa-basi saja, nyatanya kita tak sepenuhnya menyandarkan segala urusan pada-Nya. Bahkan kita lebih sering bergantung pada manusia.


Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, _“Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata."_


Katakanlah: _“Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri."_ (QS:Az-Zumar | Ayat: 38).


Dialah yang mengangkat kesulitan dan menghilangkan kesempitan. Di tangan-Nyalah kunci segala perkara dan urusan di bumi dan di langit.


الله الصمد

_“Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”_

(QS. al-Ikhlash: 2)


Ibnul Qayyim telah membuat perumpamaan berikut: _“Perumpamaan orang yang bergantung kepada selain Allah itu laksana orang yang berteduh dari dingin dan panas dengan sarang laba-laba, yang merupakan selemah-lemahnya rumah.”_

(Madârij as-Sâlikîn, jilid 1, hlm. 492).


Bahkan tatkala Nabi Saw mengalami sakit, beliau berdoa:


اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي ، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا


_“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”_(HR Bukhari dan Muslim).

Seberapa dekat engkau pada Allah akan menentukan seberapa kemudahan dalam menghadapi problematika kehidupan.

AIHQ - DK PSDM ODOJ

AIHQ/546/2020

oaseodoj@gmail.com

Fp : AIHQ Onedayonejuz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar